Rabu, 02 Januari 2013

Rokok dikehidupanku ( Dilema )



Sesuatu tampak keluar dari corong mulut itu mengepul perlahan menggumpal menyerupai awan putih di langit, dia melayang bebas dengan penuh kemerdekaan seperti merdekanya perokok di negara ini, hanya sedikit aturan yang melarang rokok kadang juga tidak dihiraukan seperti ruangan bebas asap rokok yang ada di beberapa tempat publik. Pelakunya tidak usah ditanya lagi dari usia SD sampai yang tua pun asik menghisap sang rokok.

Himbauan dan akibat yang terpampang di bungkus rokok hanya dianggap penghias bungkus sang rokok. Mungkin seingat saya MUI juga pernah mengeluarkan fatwa tentang rokok itu haram tetapi tetap saja rokok menjadi bahan hisapan disetiap sudut negeri ini, sayapun berdoa semoga tidak ada ustad dan ulama yang menjadi teladan bagi umatnya tidak merokok. Karena Sang teladan dalam hidup saya Baginda Rassullulah sepengetahuan saya tidak pernah menghisap rokok yang sia-sia seumur hidupnya.

Seperti sudah menjadi budaya kita, di kampung saya pun seperti itu, rokok menjadi teman setia menikmati segelas kopi di pagi hari dan jeda di waktu bekerja. Tidak merokok hari ini mungkin pekerjaannya tidak akan selesai, ah rokok itu seperti darah pengganti penggenjot semangat hidup tanpa memikirkan akibat dari racun yang masuk ke dalam tubuh, saya tidak harus menyebut jenis racunnya karena semua orang juga sudah hapal diluar kepala jenis racun yang begitu cantik namanya.

Yang paling lucu menurut saya tentang iklan rokok saat ini yang tidak ada sama sekali yang nyambung atau berkaitan tentang rokok, miris sekali bukan, terutama perusahaan rokok sekarang banyak membidik kaum muda seperti saya dengan iklan yang begitu keren mungkin , Bahkan hal yang paling lucu itu di acara olahraga di media tv, radio, disponsori oleh perusahaan rokok, anda tidak perlu tertawa karena ini sudah biasa, seperti angin yang berlalu atau seperti ungkapan para perokok asap yang keluar tadi hanya angin yang berlalu.

Mungkin merokok merupakan sebuah hobi, makanan primer, atau merupakan sebuah kebanggan tersendiri bagi anda tetapi percayalah saya pernah mencoba untuk menikmati rokok dan mungkin saya tidak cocok feel atau enaknya dimana dan tidak bisa membuat saya kecanduan/ketagihan dengan rokok. Sehingga saya pun bingung dengan teman-teman saya yang begitu kecanduannya dengan rokok setiap hari.

Tidak jauh-jauh juga saat saya menulis artikel saat ini disamping saya, sang ibu sedang menikmati rokok, tidaklah lumrah begitu jika perempuan merokok. Apalagi ibu saya merupakan perokok dari masa dia muda, jadi beruntunglah saya dan diantara anak-anaknya yang lain tidak mengidapa penyakit jantung dan paru serius. Yah keluarga saya merupakan perokok berat kecuali saudara saya yang cewek dan saya sendiri yang tidak merokok.

Merokok merupakan hal yang sudah biasa dalam hidup saya, dia bagaikan hembusan angin dipagi hari yang tidak pernah saya sadari. Mungkin saya pernah mencoba untuk merokok tetapi itu karena pengaruh teman-teman saya sehingga saya tertarik, tetapi tetap saja saya tidak bisa menikmati, mungkin saya kurang beruntung.

Tetapi saya memang malu harus merokok, malu dengan diri saya sendiri, pacar saya nantinya jika ada hehe. Malu deh sama tuhan sudah memberi kita tubuh yang sehat malah kita rusak dengan sesuatu yang menurut saya tidak penting, yah memang tidak penting, rokok cuma hiasan di mulut para abg labil yang sedang mencari jati diri mereka.

Percayalah perokok merupakan orang baik didunia ini, mereka rela tidak makan hari ini asal bisa memberi rokok dan merupakan penyumbang terikhlas ke kas negara. percayalah bahwa perokok perempuan itu juga manusia karena saya terlahir dari perempuan perokok mulia yang tidak pernah mengajarkan anaknya untuk merokok.

Sesungguhnya kita tidak akan bisa menghentikan mereka untuk melakukan pembakaran berbahaya itu, menghiasi harumnya udara dengan zat udara beracun, karena mereka sedang mencari dimana letak kedamaian, melampiaskan kisruh hidupnya, dan melepas hembusan harapan kelangit biru.

Berhenti untuk mencoba bisa merupakan hal sederhana untuk menjauhkan diri dari rokok, serta kesadaran diri tentang bahaya merokok. Cobalah berpikir sejenak mengapa begitu asiknya anda menghembuskan asap itu yang merusak organ anda sendiri, begitu banggakah anda disebut perokok, terkagumkah pacar anda saat anda menghembuskan asap itu ke arah dirinya.

Bayangkan jika uang anda hanya sia-sia menjadi kepulan asap yang tidak berharga tetapi didekat anda berada ada orang-orang yang tidak mampu. Alangkah bahagianya jika uang yang anda pakai untuk membeli rokok, anda simpan untuk masa depan anda, ah itu cuma pendapat kecil saya.

Semua kembali kepada kesadaran pribadi masing-masing, dan fakta memang tidak bisa di plesetkan " merokok menyebabkan gangguan kesehatan". Saya tidak mau masuk rumah sakit cuma hal bodoh dan primitive seperti itu.

Saya tidak merokok itu membuat saya berbeda dan saya bangga"


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

IP